Wednesday, February 2, 2011

The InspiraTion of...

CCTV Untuk Mereka

Entah mengapa hari ini benar-benar membuat kepalanya menjadi pusing. Kertas-kertas mulai menumpuk di meja tempatnya bekerja. Pakaiannyapun tak serapi sebelumnya, wajahnya membuat orang lain terasa ‘ngeri’ untuk mendekat untuk sekedar bertanya ‘ada apa?’. Berulangkali dia membuka kunci otomatis handphone itu dan berulangkali pulalah si Handphone mengunci tombol-tombolnya kembali. Mungkin dia bingung ingin melakukan apa. Atau dia sedang tidak mengerti kemana arah tujuan isi kepalanya itu pergi. Penat sekali yang ia rasa, wajahnya semakin bertekuk saja. Hari sudah mulai gelap dan dia tetap berada di kursi dan berada di depan layar komputer itu. seakan terpaku disana. Seperti patung yang tak bisa bergerak.
Handphone itu akhirnya berbunyi juga. Tapi entah mengapa dia enggan sekali mengangkatnya atau setidaknya melihat siapa yang menelpon. Aku yang daritadi memerhatikannya juga aneh, kenapa dia tidak pulang-pulang padahal hari sudah mulai gelap. Setahuku dia tidak ada lembur malam ini.
Selang berapa saat aku memerhatikan gerak-geriknya yang semakin aneh saja. Dia mulai berjalan mondar-mandir disekitar mejanya sambil mengucapkan kata-kata yang aku benar-benar tidak mengerti. Gumaman yang tidak jelas dengan notasi yang semuanya hampir tinggi. Orang-orang penghuni kantor ini, atau lebih tepatnya yang berada diruangan ini semuanya sudah pulang. Hari semakin gelap, lampu-lampu mulai dipadamkan tapi laki-laki satu ini tidak kunjung pulang.
Ada seorang penjaga keamanan kantor yang melihatnya. Oleh sebab itu lampu yang berada di pojok dekat dia berdiri belum dimatikan. Dan lagi-lagi orang itu tidak menegur laki-laki yang kelihatannya memerlukan bantuan ini. Dia cuek, tidak mau tau urusan laki-laki yang mungkin menurutku akan mengalami penyakit depresi berat karena masalahnya yang aku tidak tahu.
Jam di dinding dekatnya berdiri menunjukan pukul sembilan malam. Harusnya dia pulang kerumah dan bertemu dengan anak dan istrinya. Menurutku dia juga telah memiliki anak dan istri, karena kerutan wajahnya telah menunjukan bahwa dia telah berumur. Aku heran dengan masalah yang dihadapinya. Sepertinya dia satu-satunya orang yang aku temui dan memiliki banyak sekali masalah sampai-sampai pukul sembilan belum tergerak untuk kembali kerumah.
Handphone itu menyala lagi, mungkin telpon atau pesan singkat yang ia terima akupun tidak mengetahuinya. Karena, sama seperti sebelumnya, dia tidak berminat untuk menyentuh benda yang berupa kotak kecil itu. menurutku itu dari keluarga yang mencemaskan dirinya. Entahlah orang ini sangat kalut. Semakin malam keringatnya semakin banyak yang keluar. Aku melihat itu dari pakaiannya yang basah. Padahal ruangan ini cukup dingin untuk satu orang sepertinya.
Dengan hati-hati dia menggapai kotak kecil yang sering berbunyi tadi, ia selalu saja terlihat ragu-ragu. Ia melihat Handphonenya dan benar saja! Wajahnya semakin merah dan keringatnya semakin banyak yang keluar. Aku tidak mengerti dengan dirinya yang semakin kebingungan dan ketakutan. Yah, ketakutan sepertinya itu lebih tepat untuk menggambarkan keadaan laki-laki yang daritadi kerjaannya mondar-mandir mengelilingi meja dan mengacak-acak rambutnya yang jarang-jarang dan uban-an itu.
Aku tidak tau apa yang dibacanya atau di lihatnya di layar kotak kecil itu, namun setelah itu dia langsung memberesi kertas-kertas yang berserakan diatas mejanya membuang kertas yang mungkin pikirnya tidak berguna lagi. Dia kemudian membawa satu bungkusan kecil yang ada di laci mejanya, yang aku sendiri pun tidak tau apa isinya, kemudian map berwarna oranye yang aku tidak mampu membaca tulisan itu karena terlalu cepat ia memasukan map itu kedalam tasnya.
Aku penasaran dengan apa yang ingin dilakukan oleh orang ini. Orang yang hari ini terlihat seperti sedang ditimpa masalah yang sangat rumit. Dengan hati-hati aku menyelinap masuk kedalam tasnya, berharap agar dia tidak mengetahui kehadiranku disana.
Dan benar saja, dia tidak mengetahui keberadaanku di dalam tasnya. Dia merapikan pakaiannya, memasang dasinya dengan rapi kembali, kemudian keluar kantor dengan membawa tasnya dan tentu saja ada aku didalam sana.
Aku merasakan aku berada di dalam mobil dan sedang berjalan ke suatu tempat yang aku juga tidak mengetahuinya. Lagi-lagi aku sangat bodoh. Aku tidak pernah mengetahui apa yang sedang aku ikuti.
Tiba-tiba mobil ini berhenti. Tempat ini sangat sepi. Bukan sebuah rumah yang aku tau, tapi sebuah gudang tua yang sedikit sekali pencahayaan dan disekitarnya banyak terdapat pohon besar dan mengakibatkan gudang ini terkesan ‘angker’. Ditambah lagi orang-orang yang berada disana yang mukanya semuanya menyeramkan. Aku kini sudah berada di dalam mobil, bukan di dalam tas lagi. Aku mengamati dari kejauhan.
Laki-laki itu turun membawa tasnya dan mengeluarkan isinya, memberikan pada laki-laki lain yang berada didepannya. Tapi ada laki-laki lain yang tidak dilihat oleh laki-laki pembawa tas itu. ada orang lain yang membawa senjata dan menembakkannya tepat dikepalanya, sehingga cairan merah yang mengental itu keluar dari kepala laki-laki yang aku lihat memiliki banyak masalah ini. Mungkin dengan cara seperti ini masalah yang ada dikepalanya bisa keluar beriringan dengan keluarnya carian kental itu.
Dia ditinggal sendirian ditempat itu sampai hari mulai terang, barulah datanglah segerombolan orang yang berpakaian sama, mungkin itu petugas keamanan atau sejenisnya. Dia mulai memeriksa keadaan sekitar dan akhirnya membawa laki-laki yang memiliki banyak masalah itu kedalam sebuah mobil lain yang memiliki bunyi ‘nguing...nguing... nguing...’
Aku berusaha untuk mencari tau apa yang terjadi, kenapa dia menjadi seperti ini. Dengan perjuangan yang panjang, akhirnya aku kembali ketempat asalku berada. Diplafon berlubang diruangan laki-laki itu. yang aku tau cerita yang berkembang disini mengatakan bahwa laki-laki itu terlibat atas penyalahgunaan uang perusahaan dan (mungkin) dia ingin bebas dari itu semua dengan cara memberikan ‘sesuatu’ yang aku tidak tau kepada orang lain. Namun, sayangnya lagi-lagi (mungkin) ia bernasib sial. Sehingga keluarga yang menunggunya dirumah harus menerima bahwa laki-laki yang pergi pagi hari itu tidak akan kembali lagi dengan sebuah senyumnya.
Aku sebenarnya ingin memberikan kesaksian bahwa aku adalah salah satu makhluk yang tau apa yang terjadi pada malam itu. tapi apa hak yang bisa aku peroleh? Aku hanya seekor binatang yang tinggal di plafon yang ujungnya berubang dan hanya bisa mengeluarkan suara ‘ckckckckck’ cicak tua yang sering mengamati laki-laki itu. cicak tua yang sering melihat apa saja yang dilakukan mereka orang-orang itu disini. Aku berkesimpulan bahwa laki-laki itu adalah orang yang baik untuk keluarganya. Dia melakukan apapun demi keluarganya bisa hidup enak dan layak. Tapi cara yang dilakukannya salah, dia melakukan kesalahan dengan sangat fatal. Dia hanya memikirkan dirinya sendiri dan keluarganya, dia tidak pernah memikirkan orang lain yang berada disekitarnya dan dampak yang dia peroleh akan perlakuannya itu. padahal keluarganya tidak akan memakinya jika dia pulang tidak membawa uang yang banyak. Keluarganya akan senang jika dia pulang dengan membawa sebuah senyuman. Pergi dipagi hari dengan sarapan buatan sang istri dan pulang dengan sambutan hangat keluarga.
Jika kejadian laki-laki itu seperti ini. Apakah manusia-manusia itu masih saja saling rebut untuk mendapatkan yang namanya ‘uang’? teman-temanku pernah mengatakan, ‘aku hanya cicak tua yang bodoh, yang sok mengikuti alur pikiran manusia yang super ribet.’
Sejak kapan uang jadi masalah? Uhm... yang aku tau sejak uang itu berkenalan dengan manusia. Semua manusia ini merasa terhanyut akan nikmatnya memegang banyak uang!
Aku merenungi itu di lubang plafon tempat biasanya, dan pekerjaanku tiap hari adalah mengamati orang-orang yang berada disekitar sini dan tentunya tanpa laki-laki itu. aku berharap tidak ada lagi manusia yang seperti laki-laki itu. dibutakan oleh banyaknya uang dan akhirnya bernasib sial!
Skudai, November 2009

Saat Bintang Itu Mulai Bersinar

Gugusan Bintang itu mungkin belum saatnya terlihat
Sampai tiba saatnya untuk dia berusaha untuk menyampaikan sinarnya
Saat itu mungkin kau tidak akan pernah menyadari
Betapa sulitnya dia untuk menyampaikan sinar itu
Berjuta-juta tahun waktu yang ditempuhnya untuk sampai ketempatmu

Banyak yang harus di laluinya dengan Berbagai rintangan
Saat itu kau tidak pernah tau apa saja yang dilaluinya
Sampai suatu saat dia datang kepadamu dengan membawa seluet sinar
Yang bisa menuntunmu untuk berjalan di jalan yang gelap

Saat semuanya tidak pernah kau sadari
Sinar itu akan tetap ada bersamamu kemanapun kau melangkah
Sinar itu bersamamu walaupun kau tidak memintanya

Saat sinar itu sampai kepadamu
Apa pernah di hatimu untuk berucap Terimakasih
Dan bintang itu pun tidak pernah berharap ucapan itu
Dia tetap menyinari langkahmu tanpa harus kau ucapkan kalimat itu
Dia berada disekitarmu walaupun kau tak meminta

Saat itu apa kau pernah terpikir untuk melihatnya
Sebentar saja waktu yang kau perlukan untuk melihatnya
Atau hanya senyuman yang kau berikan
Itu mungkin berarti baginya

Bagi sebuah bintang yang berusaha menyampaikan sinarnya kepadamu
Bagi secercah cahaya yang diberikannya kepadamu untuk menerangi langkahmu
Langkah yang sebelumnya gelap dan tak beraturan


Malam di Johor, 4 November 2009
-Chi-

Cerita DiBawah Langit Senja

Aku masih tetap menggerutu disini! yah bener! apa mungkin kalo hidup aku itu selalu sial? seperti saat ini, ketika mereka semua berjalan lancar tinggal aku yang bener-bener gak lanacar, apa Tuhan itu sebenarnya tidak adil? mulai dari menjalani hidup! aku tidak punya orang tua, mereka ada, aku tidak punya rumah yang bagus, mereka ada. aku tidak bisa hidup foya-foya, mereka bisa dengan mudah menghamburkan uang. Aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang dalam sebuah keluarga utuh, mereka dapatkan itu. Apa yang aku lebih dari mereka??? apa benar Tuhan itu tidak adil??? Aku dari kecil tinggal di penampungan anak-anak yang tak punya orang tua alias panti asuhan. Aku yang kata mereka mungkin anak yang lahir tidak pernah diharapkan. mungkin aku anak yang akan membawa aib. Aku tidak pernah bisa membelanjakan uang yang kupunya dengan leluasa seperti mereka. jika sudah besar seperti ini Panti tempatku bernaung harus terpaksa mendepak aku keluar dengan alasan banyak anak-anak baru yang bernasib sama seperti aku dulu. Mereka perlu makan dan biaya untuk sekolah.

Yah, sudah dua tahun aku hidup sendirian. aku berjualan kue dan mengajari anak-anak yang baru duduk di Sekolah Dasar di sekitar tempat ku tinggal demi untuk mendapatkan sebuah cita-cita yang tinggi. malam aku berusaha untuk membuat kue seenak mungkin diantara tugas-tugas kuliahku. sepulang kuliah aku berusaha untuk mengajari anak-anak itu. diwaktu kuliah jika tidak ada mata kuliah aku bekerja di koperasi kampus untuk menjaga sebuah mesin fotokopi, coba bayangkan betapa keras hidup yang mesti aku lalui! tapi kenapa mereka sering tidak memahami itu?? Mereka selalu menganggap remeh semua pekerjaanku. apa mereka semua bisa melakukan ini dengan sempurna seperti yang aku jalani setiap hari?

Ada seorang pemuda berparas cukup oke yang bener-bener aku suka. Aku berharap kisahku bener-bener sama seperti di film-film yang sering kulihat di rumah tetangga. ada seorang yang rela berkorban untuk seorang gadis desa yang bodoh yang tidak punya apa-apa tetapi mukanya cantik! huh! kapan aku bisa seperti itu. mukaku tidak bagus, aku tidak cantik, aku jelek. Kulitku tidak seputih mereka, kulitku berwarna gelap. Rambutku tidak lurus bagus seperti bintang film itu, rambutku ikal tidak jelas. dan semuanya bener-bener tidak menarik sama sekali. jadi kelebihan yang Tuhan berikan untukku itu apa?? Otak? aku tidak terlalu pintar seperti mereka yang selalu bilang kalo aku itu bodoh dan tak punya otak.

Aku masih tetap menggerutu di bawah pohon rindang yang sering kulewati ketika aku pulang kuliah. Mungkin kelebihan yang Tuhan berikan untukku hanya sebuah anagan-angan dan cita-cita yang tidak boleh aku hentikan perjalanannya. Aku ingin menjadi sama seperti mereka semua, aku bisa menghamburkan uang yang kupunya. tujuanku hanya satu, aku kuliah untuk uang! aku ingin menjadi mesin pencetak uang dengan cara yang benar! aku tidak ingin mendapatkan uang dengan cara yang tidak baik. Aku hanya ingin mendapatkan pekerjaan yang terbaik dan disaat itulah aku bisa memberikan mereka sebuah pertunjukan yang komplit, bahwa aku juga bisa menghasilkan uang yang banyak dan berfoya-foya.

"Lisa, kamu sudah mengerjakan tugas untuk besok?" Indah menghampiri aku. Dia adalah salah satu orang yang tidak jijik bergaul denganku, walaupun sebenernya orang tuanya bener-bener tidak suka melihat indah kalau bergaul denganku. Heran, apa coba salahku?!

"Belum Ndah." Jawabku singkat.

"Kamu masih tetap berpikiran bahwa Tuhan itu tidak adil?" Indah mungkin salah satu orang yang selalu tau apa yang aku pikirkan, kami berteman dari kami masih duduk di bangku sekolah dasar, sampai sekarang.

"Benar! Aku selalu memikirkan itu. Orang-orang semua selalu jijik melihatku. mereka tidak ada yang mau berteman atau sekedar berbincang denganku."

"Ada, buktinya aku mau berteman dengan kamu."

"Sudahlah, kamu mau berteman denganku karena kamu merasa berhutang budi padaku kan."

"Lisa, kamu ngomong apaan sih?"

Aku tau Indah sangat tidak suka dengan keadaan seperti ini.

"Kamu mau berteman denganku karena dulu kamu sering di ganggu dengan Ego dan aku sering belain kamu kan?"

"Aku tidak menyangka kalau pikiran kamu seburuk itu. ternyata setelah sekian lama kita berteman kamu hanya memiliki pikiran yang buruk terhadap aku. Aku capek kalau harus seperti ini. cobalah untuk berpikir yang lebih positive, tidak semua orang seperti itu. kamu seharusnya bisa tau itu. Kamu memiliki kelebihan yang cukup banyak. Kamu bisa menulis kata-kata yang indah, kamu bisa bertahan hidup diantara kerasnya kehidupan. Kamu masih bisa kuliah walaupun sebenernya kamu susah untuk menggapai itu." kemudian dia langsung meninggalkan aku yang masih tetap menggerutu dengan nasib yang aku terima.

Mungkin benar apa yang dikatakan Indah, tapi aku hanya ingin sebuah keluarga yang utuh. bukan seperti sekarang ini. Aku juga ingin seperti mereka yang selalu menghinaku, mereka mendapatkan sesuatu dengan mudah. sedangkan aku? selalu saja harus berusaha keras untuk itu dan terkadang itupun tidak bisa aku raih.

Hari sudah mulai senja, aku ingat bahwa hari ini aku tidak memiliki jadwal untuk mengajar anak-anak itu, aku hanya ingin menghabiskan waktuku sore ini dengan mengeluarkan semua kepenatan yang ada dipikiranku.

Mobil Ferarri merah berhenti tepat dihadapanku. Rico! dia keluar dari dalam sana bersama seorang perempuan yang sangat aku kenal. Indah! kenapa dia bisa bersama Indah? padahal Indah tau aku sangat menyukainya. Dia memang bukan teman terbaikku. Tapi setelah kupikir, aku hanya berharap yang berlebihan jika aku bersama Rico. Benar sekali Rico memang sangat cocok jika bersama Indah. Indah memang temanku, dia adalah satu-satunya orang yang mau berteman denganku. Tapi kalau kenyataannya seperti ini, apa boleh buat, aku tidak bisa berbuat banyak. Aku memang tidak memilikibanyak kelebihan. aku hanya seorang Lisa yang berharap terlalu tinggi.

Mereka berdua berjalan menghampiriku. Yang aku harapkan saat itu adalah seperti di film remaja yang sering aku tonton di tivi tetangga. Mereka menghampiriku dan Indah memberikan surprise untukku mengatakan bahwa Rico sebenernya juga diam-diam menyukaiku.

"Lisa, ini Rico. Rico ini Lisa" Indah memperkenalkan Rico kepadaku. Baru kali ini aku bisa berdiri sejajar dengan orang yang aku sukai.

Tanganku menjulur untuk melakukan adab perkenalan seperti pada umumnya. tapi sayang untuk kali ini uluran tanganku tidak di balas.

"Lis, dia pacarku." Indah mengatakan itu dengan santainya.

Aku hanya terdiam tidak tau apa yang harusnya aku lakukan. "Oh, bagus kalau begitu" hanya jawaban singkat yang bisa aku berikan.

"Jadi ini teman yang kamu maksud?" Rico melihatku dengan tatapannya yang sangat meremehkan aku.

"Bener sayang, dia temenku. Itu loh, anak yang sering nungguin mesin fotokopi tua yang ada di koperasi."

Kenapa omongan Indah sangat menjatuhkan aku? ternyata bener, dia hanya ingin berteman denganku ketika dia sedang perlu saja. jadi pikiranku selama ini terbukti. bahwa Indah tidak jauh berbeda dari mereka semua.

"Iya, aku memang orang yang bekerja disana."

mereka melihatku dengan tatapan yang sangat menjijikan sehingga membuat aku ingin menampar muka cantik Indah yang selama ini mendekatiku hanya dengan sebuah topeng.

"Wow, ada orang yang bercita-cita setinggi langit honey disini, tapi sayangnya dia gak pernah bisa. Seperti kata orang itu, bagai pungguk merindukan bulan."

Mereka tertawa dihadapanku. Amarahku kian memuncak, sampai akhirnya. Tanganku mendarat sempurna di pipi Rico!

"OKAY CUT!" Teriakan Sutradara diujung sana membuat aku terhentak.

"Bian, itu akting yang sangat luar biasa. selamat!" Pak Jo, memberikan ucapan selamat kepadaku.

"Wow, Bian, akting lo keren abis." Rizki mengucapkan kata-kata itu sambil menggebu-gebu.

"Ih biasa aja kaleeeee..." jawabku.

huh! seandainya mereka semua tau bahwa tadi aku terhanyut dengan situasi yang sebenarnya... satu kata untuk diriku sendiri. "BIAN LO KEREN ABIS!"
Johor Oktober 2009
-cHi-

Perjalanan

Finally, pagi ini tetap berjalan seperti biasanya, dengan mata yang sedikit sembab bukan karena menangis semalaman tapi mungkin saja kurang tidur. Entah mengapa hal pertama yang teringat hanya sebuah cerita yang tak tau berawal dari mana dan selalu saja mengganggu pikiranku.
Mungkin saat itu kau sedang bersama yang lain atau tak akan pernah memikirkan seseorang yang jauh berada disini, tapi entah mengapa setiap tetesan air yang membasahiku tiap pagi, selalu saja bayangan itu bermain-main dikepalaku.

Aku tau kita tidak akan pernah berjalan di jalur yang sama lagi tapi entah mengapa jalan yang terlewati itu selalu saja membayangi pikiranku dan selalu berputar terus didalam kepalaku. Semuanya terjadi mungkin begitu cepat, saat itu aku ingin kita tetap berada dalam satu jalan yang sama, tapi saat itu juga kau harus memiliki tujuan lain dan berputar arah.

Mungkin aku merasa sendiri dikala itu. Sendiri berjalan di jalan yang sama saat kau tinggalkan. Perlahan terdapat suatu pencerahan yang semakin kuberjalan kedepan semakin hangat, apakah didepan terdapat sebuah simpangan baru yang akan menyelamatkan aku dari sebuah perjalanan melelahkan ini. Atau ini sebuah pertanda bahwa aku juga harus memiliki jalan yang lain dan tidak untuk memikirkan jalan yang seharusnya masih saja aku pertahankan!

Langit diluar masih terlihat mendung, aku berusaha menebak bahwa hari ini akan hujan seperti kamarin, tapi aku tidak berani untuk memastikan hal itu. Karena aku masih takut akan sesuatu yang diprediksi terlebih dahulu, kata orang tua dulu mungkin takut mendahului Tuhan. Hari ini bisa dikatakan hari yang tepat untuk aku bermalas-malasan dikamar, tidak ada jadwal kuliah dan tidak punya janji dengan teman untuk pergi keluar. Tapi, aku teringat akan sebuah tugas besar yang sedang aku hadapi.

Dengan cepat kubuka semua catatan pelajaranku dan berusaha mengerjakan final project yang sempat tertunda karena pikiran-pikiran itu. Dan lagi-lagi sial! Usaha yang cukup keras tak memberikan hasil yang baik!

Bayangan itu terus saja berpentas ria di atas pikiranku, bayangan itu terus memonopoli semua pikiranku. Aku terpaksa diam untuk sesaat dan berusaha untuk menenangkan kembali rasa amarahku.

Diluar langit masih saja gelap, membuat otak, dan hatiku menjadi tak sinkron! Sesegara mungkin aku menyelesaikan tugasku, dan lagi-lagi IM itu berbunyi dan menunjukan terdapat sebuah pesan masuk, dengan cepat aku membukanya. Entah itu sebuah perintah yang harus dikerjakan dengan cepat atau memang otak ini sedang tidak mau berpikir untuk sebuah final project?!

Pesan itu lagi! Aku makin tak mengerti apa yang harusnya aku lakukan, memberikan sebuah jawaban ya atau terus terdiam disini?

Pesan itu membuat aku benar-benar merasa tersentak.

“Ree, apakah kau akan terus berada di jalan yang sama sementara ada jalan lain yang akan memberikanmu sebuah kebaikan dan kehangatan?Ree, aku sudah terlalu sering mendengar perjalanan yang kau lakukan, kau merasa beku, kau merasa kedinginan, dan jalan yang kau lalui saat ini juga sudah semakin gelap. Kau sendiri yang berkata seperti itu padaku beberapa saat yang lalu. Apakah kau akan terus mempertahankan perjalananmu di jalan yang semakin gelap seorang diri? Tidakkah kau mau untuk aku ajak ke jalan yang lain yang bisa menghangatkanmu dan kita akan melaluinya bersama? –Fai-”

Suasana hatiku makin tak karuan, aku masih bingung dengan situasi. Bunyi petir diluar benar-benar membuatku merasa terhentak! Tanpa babibu lagi hujan turun dengan deras, dan semakin membuat hatiku menjadi merasa melow. Entah apa yang harus aku lakukan terhadap semuanya.

Aku berusaha keras untuk membuat semuanya menjadi selesai! Jalan yang kulalui bersama dia hanya cukup sampai disini, sekarang mulai mencari jalan baru yang bisa menghangatkan tubuhku, Fai benar! Apa salahnya, semuanya sudah ada dihadapan, apa aku harus tetap pura-pura tidak melihat kejalan yang lain untuk kesekian kalinya lagi? Sudahlah, jalan dingin ini cukup sampai disini. Aku juga sudah mulai merasa penat akan semuanya, dan benar, jika aku terus bertahan disini, semakin kedepan jalan yang akan kulalui akan semakin gelap dan sunyi, sementara di depanku terdapan jalan yang lain yang bisa kulalui bersama dan mungkin akan jauh lebih baik.
Segera kubalas pesan elektronik itu.
“Aku akan berusaha menemani perjalananmu sampai diakhir, dan aku harap perjalanan ini tidak akan pernah berakhir. Biarkan aku menjadi bagian perjalanan yang akan terus menemanimu sampai titik akhir dimana kebersamaan itu akan terus ada bersama kita. Dan tetaplah menjadi secercah cahaya yang mampu menerangi jalan dilorong ini serta memberikan kehangatan untuk tubuhku yang mulai beku kedinginan di lorang yang sempit.”
Message sent!
Aku barusan mengambil keputusan yang akan berpengaruh besar terhadap hidupku. Saat itu langit di Johor sudah mulai cerah, apakah ini pertanda bahwa keputusan yang kuambil sekarang adalah keputusna yang tepat untuk perjalanan hidupku selanjutnya?
Handphoneku berbunyi, terdapat pesan masuk disana.
“Ree, terimakasih atas jawaban itu, aku akan berusaha untuk menghangatkan perjalanan kita... :-) akhir pekan ini aku ada waktu kosong, bisakah kita bertemu di KennyRogersTebrau pukul 5 sore? Our Favorite place ;)”
Langsung ku balas pesan itu
“Okay, aku juga ada jam kosong akhir pekan ini. Ya! Kenny Rogeers pukul 5, kali ini aku mau pesen ayam yang gede! Hehe :P ”
Message sent! Aku mulai tersenyum sendiri, entah apa yang sedang aku rasakan, apakah ini sebuah awal perjalanan yang menyenangkan?! Hufp! Drama yang selalu bermain dikepalaku perlahan-lahan menghilang, dan mulai tergantikan dengan cerita yang selanjutnya yang akan jauh lebih indah.
Segera ku kerjakan final project ku, yang aku harapkan project ini selesai sebelum akhir pekan, saat aku bertemu dengan dia yang baru, aku tak memiliki pikiran yang banyak lagi. Kulihat langit Johor di luar, semakin terang. Yang aku harapkan semuanya bisa berjalan dengan baik.
Perjalanan yang panjang dan melelahkan itu cukup sampai disini dan biarlah menjadi sebuah kenangan akan masa silam yang terus akan kusimpan dalam sebuah memori yang terbaik.
Johor, Agustus 2009

Dira... (Saat Semuanya Terlambat)

Mendengarkan lagu-lagu yang sedang terputar di playlist ini mengingatkan aku akan sesuatu yang semakin hari semakin ingin kubuang jauh-jauh semua kenangan menyakitkan itu, tak terasa sudah dua tahun lalu kejadian menyakitkan itu terjadi padaku, aku seakan masuk kedalam lubang hitam yang dalam dan gelap, dia berjalan meninggalkanku atau bahkan dengan sengaja menjatuhkan aku kedalam lubang itu. Saat itu yang kupikirkan hanya Ketegaannya, kemunafikannya, kejahatannya! Aku yang dijanjikan akan sesuatu yang manis dibiarkan begitu saja menelan semua kegetiran yang semuanya hanya kebohongan semata.

Hari semakin malam, mataku tetep belum terkantuk, tapi aku tidak ada inspirasi lagi untuk mengerjakan semua tugas-tugas yang sudah dikejar deadline. Pikiran itu tetap merasukiku dan membuat semua peredaran darahku berjalan lambat dan badanku terasa malas untuk mengerjakan semua hal yang harusnya bisa kuselesaikan malam ini. Otakku tidak mampu untuk berpikir normal lagi. Semuanya hal absurd itu selalu bermain-main dikepala ku. Aku berharap hal seperti ini segera berakhir. Aku tak ingin lagi otakku selalu saja di penuhi dengan pikiran yang tidak sempurna seperti ini. Aku ingin tenang melepaskan semuanya tanpa dendam, tapi alangkah munafiknya jika aku tidak ingin membalas sakit hati ini.

Notifikasi IM ku berbunyi lagi menandakan ada pesan baru di Email ku, hanya notifikasi dari social network yang kupunya. Aku malas untuk membukanya, aku masih sibuk dengan pikiran-pikiran itu, tapi rasa penasaranku dengan notifikasi itu akhirnya aku login juga.

Terdapat 2 buah pesan baru di inbox dan 5 friend requests. Kubuka dengan tab yang berbeda. 5 friend requests, yang kuamati terlebih dahulu apakah aku mengenalinya atau tidak, salah satu permintaan itu langsung membuat dadaku berdebar kencang! Aku tak percaya itu adalah salah satu orang yang menjatuhkan aku sampai aku sulit untuk berdiri kembali! Pikiran ku yang daritadi selalu mengingatnya dan sekarang dia ingin menjadikan aku salah satu orang yang berada di friendlistnya.
Segera ku confirm dan ku buka profilnya, engaged with... !!! sial! Apa maksudnya ini? Dia ingin kembali menjatuhkan aku atau apa! Segera ku close tab itu, dan aku melihat message yang terdapat di inbox.

Salah satu nya terdapat dari dia! Kenapa harus dia?! Pikiranku semakin kacau, aku menyesal kenapa aku harus login malam ini, yang seharusnya malam ini bisa kuhabiskan untuk mengerjakan tugas-tugas yang sudah menumpuk dan deadline yang makin dekat.

Segera kubaca message itu:
Hai Dira, apa kabar? Lama tidak bertemu dengan kamu. Maaf atas semua kesalahan ku, tapi aku tidak pernah bisa untuk kembali lagi seperti apa yang pernah aku ucapkan dulu, aku tak pernah bisa memenuhi semua janjiku, aku hanya seorang lelaki yang tidak pernah pantas untuk kau miliki. Kau terlalu baik untuk orang seperti aku.
Aku menyadari semua kesalahanku. Tapi tolong untuk kali ini jangan kau ganggu kembali hubunganku dengan dirinya, aku tidak ingin kehilangan dia. Aku sangat menyintainya. Biarlah kejadian yang dulu tetap bisa kau simpan rapat-rapat. Itu terjadi antara kita berdua.
Dulu aku memang menyintaimu sepenuh hati, tapi rasa itu berubah aku tidak pernah bisa lagi untuk melakukan hal itu kepadamu.maafkan aku.
-Randa-

Sial!!! Apa maksudnya?! Air mataku hampir keluar, apa yang dia lakukan! Apa maksudnya? Apakah dia ingin semuanya aku yang menanggungnya? Apakah kalau seperti ini semuanya pure kesalahanku? Yah memang benar semuanya ini kesalahanku semata, aku yang tidak pernah pintar untuk menjaga diriku. Tapi dia juga turut andil dalam hal ini! Apakah ini yang namanya tanggung jawab seorang laki-laki yang dianggap semua orang almost perfect?!

Kucoba untuk tidak pernah mengingat laki-laki busuk itu. dengan penuh amarah kubalas message itu.

Jangan pernah tanyakan sebuah kabar baik dariku lagi! Benar semua memang harus berakhir dan ditutup rapat-rapat! Karena akan sangat menyakitkan jika diingat berulangkali! Benar ini murni kesalahanku, aku yang tak pintar untuk menjaga diri dan aku yang terlalu bodoh untuk kau bohongi, terserah kau mau dengan siapa, itu bukan urusanku! Yang aku sesalkan adalah pandangan orang terhadapmu yang menganggap bahwa kau adalah orang yang sempurna, tidak memiliki kesalahan sedikitpun! Padahal kau adalah laki-laki yang tidak pernah bisa bertanggungjawab atas semua perbuatan yang kau lakukan! Aku tidak akan merusak hubungan orang lain seperti kau merusak tubuhku, kau merusak rahimku, kau merusak semua masa depanku sampai aku takut untuk mencari orang lain yang mau menerimaku apa adanya, kau membuat aku dibuang dari keluarga besarku,really i’m speechless now! Memang semua terserah padamu apapun yang ingin kau lakukan itu urusanmu.

Segera ku kirim message itu. Benar aku sangat marah, aku membencinya sekarang, entah apa yang harus aku lakukan lagi dengan keadaanku sekarang. Aku harus berbuat apa aku pun tak mengerti.

Hal yang paling menyakitkan dalam hidupku adalah dua tahun yang lalu, benar itu dua tahun yang lalu saat aku kehilangan semuanya, dan aku hampir bunuh diri karena itu. aku kehilangan keperawananku, aku menggugurkan kandunganku, aku harus merelakan kalau ternyata efek dari menggugurkan itu membuat rahimku rusak, dan aku harus terbuang dari keluargaku, aku mulai hidupku dengan sendiri mencari pekerjaan dan berusaha untuk save dilingkungan luar dengan sendiri, dan saat itu dia tidak pernah lagi menginginkan kehadiranku. Sakit! Ya memang sakit tapi itulah yang kurasakan sampai sekarang. Entah sampai kapan ini akan terus terjadi. Setidaknya aku berusaha untuk tetap hidup sampai waktu itu menjemputku, saat maut itu menjemputku aku akan sendirian, tidak di keluargaku, tidak bersama orang-orang yang menyintaiku.

September 2009 degan segenap rasa sakit,
----Dira Asti Pramita---

“Randa,” Lutfi menepuk pundakku mengejutkan aku yang masih dipenuhi semua rasa bersalah.

“Aku bener-bener menyesal Fi” ucapku menunduk.

“Semuanya terlambat Randa, apa yang harus kau sesalkan lagi?” Lutfi melihatku sinis.
“Dira selalu cerita masalah kalian kepadaku. Jujur aku sangat kecewa denganmu, tapi bagaimana lagi semuanya mesti aku tutupi, sampai akhirnya dia benar-benar di panggil Tuhan sendirian, didalam kamar sempit yang mungkin sudah 3 hari membusuk didalamnya. Kanker rahim itu berhasil mengakhiri penderitaan hidupnya. ” Aku melihat mata Lutfi berkaca-kaca.

“Fi, aku...”

“Da, kamu gak akan pernah tau bagaimana penderitaannya, yang kamu tau hanya kesenagan sesaat saja.”

“Jujur aku sangat menyesal Fi” Aku tertunduk menatap pusara yang berada di hadapanku bertuliskan Dira Asti Pramita.

“Itu hanya sebagian kecil yang pernah ditulisnya dalam catatan perjalanannya, dia memang menyesal melakukan hal seperti itu, tapi setidaknya dia memiliki tanggungjawab atas dirinya sendiri setelah itu. mungkin sekarang keluarganya tidak mengakuinya lagi, tapi dia berusaha untuk menunjukan ketabahannya.”

Aku hanya terdiam mataku sedikit nanar, tak bisa aku pungkiri semuanya memang benar sudah terjadi, Dira Asti Pramita, seorang wanita yang pernah aku buang saat semuanya sudah aku raih, saat itu aku sadar aku bisa mendapatkan semuanya dengan mudah.

Mungkin Tuhan ingin menghukumku, dengan keadaan seperti sekarang ini siapa lagi yang ingin bersamaku? Prita? Orang yang selalu ada untukku, sampai tiba saatnya aku cacat seperti ini dan dia pergi meninggalkan aku dengan laki-laki lain yang jauh lebih sempurna dariku.

Selamat Jalan Dira, semoga kau mendapatkan ketenangan disana. Aku menunduk sambil menatap lekat pusara yang tanahnya masih basah dan mungkin tak akan pernah dikunjungi oleh keluarganya.

Akhir...

biarkan bagian ini terbawa oleh semilir angin
biarkan patahan ini terkikis oleh desiran air
biarkan semuanya pergi dalam sebuah paket kecil yang selalu tersembunyi disudut hati
saat itu kau akan tau jika semuanya pergi kau akan selalu membutuhkannya
kau akan selalu merindukan sebuah bagian yang terindah dan sebuah potongan yang penuh arti
semuanya tidak akan sempurna karna setiap detailnya telah pergi meninggalkan kamu
dan bagian yang kau miliki tidak akan pernah menjadi apa yang kau mau
jangan pernah ucapkan kata sesal karna semuanya tidak akan pernah berakhir

Dan...

aku hanya ingin sebuah kebebasan itu terwujud
bukan hanya sebuah omong kosong
aku ingin sebuah kebabasan ini tak menyentuh nilai-nilainya
aku hanya ingin kebebasan ini tidak menyakitkan
aku hanya ingin semuanya tak merasa beban
untuk apa sebuah kebebasan yang memiliki beban
tidak akan pernah mudah untuk melangkah
karna suatu saat beban itu akan terus menggantung dan membuat kita terjatuh
terjatuh untuk saat yang paling menyakitkan
dan saat itu kita tidak akan mempunyai pilihan lain
hanya ada satu pilihan yang ada dan itu terlalu membuat kita semakin terbelenggu
terjerat dalam hal yang tidak diinginkan
membiarkannya terlalu jauh itu akan membuat semuanya makin terlambat dan sia-sia

jika angin itu ada

jika angin itu ada, maka dia akan selalu tau apa yang selalu aku ucapkan
jika angin itu ada, maka dia akan menjadi saksi mati yang selalu membanyangimu
jika angin itu ada, maka dia akan menjadi iringan tabuhan dalam hatiku
jika angin itu ada, maka kau akan terus bersama aku
karna aku akan ada bersama bisikan angin yang selau menghantui ribuan masa kelammu.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites